Rabu, 11 Desember 2013

COSO

COSO
SEJARAH
COSO ini ada kaitannya dengan FCPA yang dikeluarkan oleh SEC dan US Congress di tahun 1977 untuk melawan fraud dan korupsi yang marak di Amerika tahun 70-an. Bedanya, kalo FCPA adalah inisiatif dari eksekutif-legislatif, kalau COSO ini lebih merupakan inisiatif dari sektor swasta.
Sektor swasta ini membentuk ‘National Commission on Fraudulent Financial Reporting’ atau dikenal juga dengan ‘The Treadway Commission’ di tahun 1985. Komisi ini disponsori oleh 5 professional association yaitu: AICPA, AAA, FEI, IIA, IMA. Tujuan komisi ini adalah melakukan riset mengenai fraud dalam pelaporan keuangan (fraudulent on financial reporting) dan membuat rekomendasi2 yang terkait dengannya untuk perusahaan publik, auditor independen, SEC, dan institusi pendidikan.
Walaupun disponsori sama 5 professional association, tapi pada dasarnya komisi ini bersifat independen dan orang2 yang duduk di dalamnya berasal dari beragam kalangan: industri, akuntan publik, Bursa Efek, dan investor. Nama ‘Treadway’ sendiri berasal dari nama ketua pertamanya yaitu James C. Treadway, Jr.
Komisi ini mengeluarkan report pertamanya pada 1987. Isi reportnya di antaranya adalah merekomendasikan dibuatnya report komprehensif tentang pengendalian internal (integrated guidance on internal control). Oleh karena itu dibentuk COSO.
TUJUAN LAPORAN COSO
Dua tujuan utama dari laporan COSO adalah
 (1) untuk menetapkan definisi umum pengendalian internal yang melayani berbagai pihak.
 (2) menyediakan standar terhadap organisasi yang dapat menilai sistem pengendalian dan menentukan cara untuk meningkatkan/memperbaiki sistem tersebut.

DEFINISI PENGENDALIAN INTERNAL MENURUT COSO

“suatu proses, yang dipengaruhi  oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lainnya dari sebuah entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan/jaminan yang wajar berkaitan dengan pencapaian tujuan dalam beberapa kategori”.

UNSUR INTERNAL CONTROL

Menurut COSO framework, internal control terdiri dari 5 unsur yang terkait yaitu

1.  Control Environment
2.  Risk Assessment
3.  Control Activities
4.  Information and Communication
5.  Monitoring
KOMPONEN DALAM ENTERPRISE RISK MANAGEMENT
  • Internal Environment
  • Objective Setting
  • Event Identification
  • Risk Assessment
  • Risk Response
  • Control Activities
  • Information and Communication
  • Monitoring

Lingkungan pengendalian
      Lingkungan pengendalian adalah kondisi yang dibangun dan diciptakan dalam suatu organisasi yang akan mempengaruhi efektivitas pengendalian.Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian menyediakan arahan bagi organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian dari orang-orang yang ada di dalam organisasi tersebut.
       Faktor-faktor lingkungan pengendalian mencakup integritas, nilai etis, dan kompetensi dari orang dan entitas, filosofi manajemen dan gaya operasi, cara manajemen memberikan otoritas dan tanggung jawab serta mengorganisasikan dan mengembangkan orangnya, perhatian dan pengarahan yang diberikan oleh board.

       Penaksiran Resiko
       Risiko merupakan hal-hal yang berpotensi menghambat tercapainya tujuan. Identifikasi terhadap risiko (risk identification) diperlukan untuk mengetahui potensi-potensi kejadian yang dapat menghambat dan menghalangi terwujudnya tujuan organisasi. Penaksiran resiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap resiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola.
        Hal yang terutama dalam penilaian risiko ini adalah adanya kesadaran (awareness) pegawai dan pimpinan dalam organisasi bahwa setiap kegiatan pekerjaan, terutama kegiatan pokok pekerjaan, memiliki risiko yang harus dikelola. Pengelolaan akan tergantung pada tingkat risiko yang dihadapi.

        Aktivitas Pengendalian
        Aktivitas pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko, menetapkan dan melaksanakan kebijakan serta prosedur, serta memastikan bahwa tindakan tersebut telah dilaksanakan secara efektif.Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan di berbagai tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan review terhadap kinerja, pengolahan informasi, pengendalian fisik, dan pemisahan tugas.

        Informasi dan Komunikasi
        Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.Penyampaian informasi yang tidak baik dapat mengakibatkan kesalahan interpretasi penerima informasi.

        Pemantauan 
        Pemantauan adalah tindakan pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan manajemen dan pegawai lain yang ditunjuk dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas sebagai penilai terhadap kualitas dan efektivitas sistem pengendalian intern.Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dan komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan pelanggan dan respon dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan.







Rabu, 04 Desember 2013

Mbah Malik dan Habib Luthfi

Diceritakan oleh beliau (Maulana Habib Luthfi bin Yahya) bahwa beliau berguru pada Simbah K.H. Abdul Malik selama 11 tahun. yaitu di Kedungparuk, Purwokerto.

KAROMAH MBAH K.H. HASYIM ASY'ARI

Karomah K.H. HASYIM ASYARI JOMBANG

Narasumber :
Gus Riza Yusuf Hasyim, dan Gus Agus Muhammad Zaki, Jombang
(Cucu KH. Hasim Asyari)

Pondok Pesantren Tebu Ireng sebagai salah satu markas pasukan pejuang kemerdekaan Republik Indonesia
Pada waktu terjadi perang kemerdekaan, semua orang yang akan pergi perang untuk mengusir penjajah, mereka semua dikumpulkan oleh KH. Hasyim Asyari di pondok pesantren Tebu Ireng. Mereka diberi minum air sambil membaca Ya Allah Ya Hafidh, Ya Allah Ya Muhith, Fanshurna 'ala qaumil kafiriin. Bagi orang-orang yang beliau kumpulkan tersebut, KH. Hasyim Asyari memberi beberapa pantangan yang tidak boleh mereka langgar selama berperang. Siapa saja yang melanggar pantangan tersebut, mereka pasti terkena tembakan musuh.
Para pejuang yang dikaruniai umur panjang oleh Allah selalu menceritakan kisah ini, termasuk salah seorang dari mereka yang bernama Pak Si'in.

Mengetahui kejadian ditempat yang jauh
Allah memberi kemampuan kepada KH. Hasyim Asyari untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di tempat lain, meskipun tempat itu jauh, hal ini sama dengan kemampuan yang diberikan Allah kepada salah seorang sahabat Nabi, yaitu Umar, beliau dapat mengetahui apa yang sedang terjadi dengan pasukannya dan memberi perintah kepada pasukan tersebut dari atas mimbar. Ketika KH. Hasyim Asyari sedang memberi pengajian kepada para santri di pondok pesantren Tebu Ireng, pada saat yang sama, beliau dapat mengetahui pasukan pejuang yang beliau didik sedang berperang melawan musuh di daerah Pare, sebuah daerah yang jauhnya kira-kira 30 km dari pondok pesantren Tebu Ireng. KH. Hasyim Asyari di samping mampu melihat perang yang sedang berlangsung di daerah Pare tersebut, beliau pun juga memberi perintah kepada pasukan pejuang yang sedang berperang itu.

Penjajah tidah pernah berhasil menghacurkan pondok pesantren Tebu Ireng
Pesantren beliau berkali-kali di bom oleh pasukan penjajah, tapi bom itu tidak pernah meledak.

Memberi amalan kepada santri
Jika KH. Hasyim Asyari ingin memberi ‘amalan’ kepada santrinya, maka dipanggilnya 3 orang santri, dilihatnya dengan mata hatinya. Dengan mata hati, beliau memilih salah seorang dari ketiga santri tersebut yang benar-benar memiliki kemampuan untuk melaksanakan ‘amalan’ yang akan beliau berikan. Berikutnya, 2 orang santri yang tidak beliau pilih, mereka disuruh keluar dari ruangan tempat mereka dipanggil.

Kelebihan dari santri pondok pesantren Tebuireng
Pada waktu Jepang menjajah Indonesia, di daerah Jombang, juga terdapat tentara Jepang, jika tentara Jepang mendatangi pondok pesantren Tebu Ireng, kendaraan yang dipakai oleh tentara jepang tersebut tidak bisa berjalan jika bannya disentuh oleh para santri dari KH. Hasyim Asyari.

KH. Hasyim Asyari ditahan oleh penjajah
KH. Hasyim Asyari pernah di tahan oleh tentara Jepang. Jepang tidak menyukai KH. Hasyim Asyari karena KH. Hasyim Asyari mencela ibadah para tentara Jepang tersebut, yaitu setiap pagi para tentara Jepang wajib memberi penghormatan kepada matahari. Selama KH. Hasyim Asyari didalam tahanan, para santri beliau datang dan akhirnya pihak Jepang melepaskan beliau.

KH. Hasyim Asyari memimpin musyawarah para ulama dan mengeluarkan resolusi jihad
KH. Hasyim Asyari, disamping dikenal sebagai tokoh Islam dan pendiri NU, beliau juga dikenal sebagai pahlawan Nasional. Salah satu dari jasa beliau adalah mengenai peran serta beliau ketika terjadi perang kemerdekaan di Surabaya. Ketika itu, KH. Hasyim Asyari mengeluarkan resolusi jihad yang mewajibkan setiap orang Islam yang tempat tinggalnya berjarak dibawah 96 km dari Surabaya, mereka wajib datang ke Surabaya untuk berperang melawan penjajah. Akhirnya masyarakat Islam berbondong-bondong datang ke Surabaya dan tidak sedikit dari mereka datang dari daerah yang jauh . Meskipun tentara pejuang hanya menggunakan senjata seadanya tapi atas berkat do'a para ulama, Allah menurunkan pertolongannya sehingga tentara penjajah menderita kerugian besar pada saat perang tanggal 10 November yang kemudian diperingati sebagai hari Pahlawan oleh Bangsa Indonesia
 sumber: https://www.facebook.com/permalink.php?id=557700220929725&story_fbid=586153691417711

TEKNIK DAN SISTEM DOKUMENTASI SIA

Tugas sia